4 Cara Hindari Obesitas
- Comments 0
- Kamis, 10 April 2014 17:01


1. Makan baik
Dr. Inge mengatakan, makan baik adalah makan sesuai dengan kebutuhan. Tidak berlebih, tidak juga kurang. Dengan menerapkan makan sesuai kebutuhan, maka indeks massa tubuh (BMI) seseorang dalam kadar normal.
"Masyarakat harus tahu, BMI normal adalah 22,9. Bila sudah masuk 25 sekian, terhitung overweight. Dan, apabila mencapai angka 30, terhitung obesitas," kata Dr. Inge dalam acara `Nestle Healthy Zone` di Pejaten Village, Jakarta, Kamis (10/4/2014)
2. Makan bervariasi
Kebiasaan buruk kebanyakan masyarakat Indonesia adalah makan dengan hanya satu sampai dua macam makanan saja. Padahal, makan yang baik adalah dengan menu beragam di dalam seporsi piring.
"Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral adalah menu wajib di dalam tiap satu porsi piring. Tapi, kebiasaan masyarakat kita, isinya hanya karbohidrat (nasi+mie goreng) dan telur dirasa cukup," kata Inge menambahkan.
Bila ada di antara Anda yang berdiet dengan cara menghilangkan nasi dalam menu makan sehari-hari, itu adalah salah. Karena, karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh, dan baiknya mengganti nasi putih dengan nasi merah.
3. Makan sesuai jam
Demi menurunkan berat badan, ada di antara kita yang memilih untuk tidak sarapan atau tidak makan malam. Tapi, makan siang dengan porsi berlebih. Menurut Dr. Inge, cara itu juga salah. Karena, makan yang baik adala. makan sesuai jam dengan porsi secukupnya.
"Cara seperti ini salah. Benarnya, makan secukupnya dengan waktu yang tepat. Bila memang waktunya sarapan, sarapanlah. Begitu juga dengan makan malam," kata Inge menjelaskan.
4. Cara memasak
"Percuma kalau bahan makanan sudah fresh, organik, dan sehat, tapi cara memasaknya masih digoreng. Jadi, hindarilah terlalu banyak menggoreng dalam memasak," kata dia menerangkan.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia 2007, prevalensi nasional jumlah obesitas baik pada pria dan wanita mengalami peningkatan. Pada 2007, jelas Dr Inge, obesitas pada wanita sebesar 23,8 persen. Sedangkan pada 2013, jumlah itu membesar menjadi 32,9 persen.
"Begitu juga dengan pria. Pada 2007 sebesar 14 persen, dan pada tahun 2013 menjadi 20 persen," kata Dr. Inge menjelaskan.
Melihat data seperti ini, tak heran bila jumlah penderita penyakit seperti jantung koroner, diabetes, dan kanker mengalami peningkatan
4 Cara Hindari Obesitas
- Comments 0
- Kamis, 10 April 2014 17:01


1. Makan baik
Dr. Inge mengatakan, makan baik adalah makan sesuai dengan kebutuhan. Tidak berlebih, tidak juga kurang. Dengan menerapkan makan sesuai kebutuhan, maka indeks massa tubuh (BMI) seseorang dalam kadar normal.
"Masyarakat harus tahu, BMI normal adalah 22,9. Bila sudah masuk 25 sekian, terhitung overweight. Dan, apabila mencapai angka 30, terhitung obesitas," kata Dr. Inge dalam acara `Nestle Healthy Zone` di Pejaten Village, Jakarta, Kamis (10/4/2014)
2. Makan bervariasi
Kebiasaan buruk kebanyakan masyarakat Indonesia adalah makan dengan hanya satu sampai dua macam makanan saja. Padahal, makan yang baik adalah dengan menu beragam di dalam seporsi piring.
"Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral adalah menu wajib di dalam tiap satu porsi piring. Tapi, kebiasaan masyarakat kita, isinya hanya karbohidrat (nasi+mie goreng) dan telur dirasa cukup," kata Inge menambahkan.
Bila ada di antara Anda yang berdiet dengan cara menghilangkan nasi dalam menu makan sehari-hari, itu adalah salah. Karena, karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh, dan baiknya mengganti nasi putih dengan nasi merah.
3. Makan sesuai jam
Demi menurunkan berat badan, ada di antara kita yang memilih untuk tidak sarapan atau tidak makan malam. Tapi, makan siang dengan porsi berlebih. Menurut Dr. Inge, cara itu juga salah. Karena, makan yang baik adala. makan sesuai jam dengan porsi secukupnya.
"Cara seperti ini salah. Benarnya, makan secukupnya dengan waktu yang tepat. Bila memang waktunya sarapan, sarapanlah. Begitu juga dengan makan malam," kata Inge menjelaskan.
4. Cara memasak
"Percuma kalau bahan makanan sudah fresh, organik, dan sehat, tapi cara memasaknya masih digoreng. Jadi, hindarilah terlalu banyak menggoreng dalam memasak," kata dia menerangkan.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia 2007, prevalensi nasional jumlah obesitas baik pada pria dan wanita mengalami peningkatan. Pada 2007, jelas Dr Inge, obesitas pada wanita sebesar 23,8 persen. Sedangkan pada 2013, jumlah itu membesar menjadi 32,9 persen.
"Begitu juga dengan pria. Pada 2007 sebesar 14 persen, dan pada tahun 2013 menjadi 20 persen," kata Dr. Inge menjelaskan.
Melihat data seperti ini, tak heran bila jumlah penderita penyakit seperti jantung koroner, diabetes, dan kanker mengalami peningkatan
4 Cara Hindari Obesitas
- Comments 0
- Kamis, 10 April 2014 17:01


1. Makan baik
Dr. Inge mengatakan, makan baik adalah makan sesuai dengan kebutuhan. Tidak berlebih, tidak juga kurang. Dengan menerapkan makan sesuai kebutuhan, maka indeks massa tubuh (BMI) seseorang dalam kadar normal.
"Masyarakat harus tahu, BMI normal adalah 22,9. Bila sudah masuk 25 sekian, terhitung overweight. Dan, apabila mencapai angka 30, terhitung obesitas," kata Dr. Inge dalam acara `Nestle Healthy Zone` di Pejaten Village, Jakarta, Kamis (10/4/2014)
2. Makan bervariasi
Kebiasaan buruk kebanyakan masyarakat Indonesia adalah makan dengan hanya satu sampai dua macam makanan saja. Padahal, makan yang baik adalah dengan menu beragam di dalam seporsi piring.
"Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral adalah menu wajib di dalam tiap satu porsi piring. Tapi, kebiasaan masyarakat kita, isinya hanya karbohidrat (nasi+mie goreng) dan telur dirasa cukup," kata Inge menambahkan.
Bila ada di antara Anda yang berdiet dengan cara menghilangkan nasi dalam menu makan sehari-hari, itu adalah salah. Karena, karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh, dan baiknya mengganti nasi putih dengan nasi merah.
3. Makan sesuai jam
Demi menurunkan berat badan, ada di antara kita yang memilih untuk tidak sarapan atau tidak makan malam. Tapi, makan siang dengan porsi berlebih. Menurut Dr. Inge, cara itu juga salah. Karena, makan yang baik adala. makan sesuai jam dengan porsi secukupnya.
"Cara seperti ini salah. Benarnya, makan secukupnya dengan waktu yang tepat. Bila memang waktunya sarapan, sarapanlah. Begitu juga dengan makan malam," kata Inge menjelaskan.
4. Cara memasak
"Percuma kalau bahan makanan sudah fresh, organik, dan sehat, tapi cara memasaknya masih digoreng. Jadi, hindarilah terlalu banyak menggoreng dalam memasak," kata dia menerangkan.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia 2007, prevalensi nasional jumlah obesitas baik pada pria dan wanita mengalami peningkatan. Pada 2007, jelas Dr Inge, obesitas pada wanita sebesar 23,8 persen. Sedangkan pada 2013, jumlah itu membesar menjadi 32,9 persen.
"Begitu juga dengan pria. Pada 2007 sebesar 14 persen, dan pada tahun 2013 menjadi 20 persen," kata Dr. Inge menjelaskan.
Melihat data seperti ini, tak heran bila jumlah penderita penyakit seperti jantung koroner, diabetes, dan kanker mengalami peningkatan
Ingin Sehat? Stop Konsumsi 5 Makanan Ini Mulai Sekarang
Ahli Gizi dari Spire Bristol Hospital dan Vavista.com, Faith Toogood, menyarankan saatnya Anda berhenti dari lima makanan ini mulai hari ini demi sehat seperti dilansir FemaleFirst, Jumat (11/4/2014):
1. Gula
Hal-hal yang manis menjadi musuh nomor satu ketika ingin menurunkan berat badan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan berkontribusi terhadap epidemi obesitas. Rata-rata, seseorang makan gula dua kali lebih banyak dari seharusnya.
Bagi Anda yang bergaya hidup menetap dan bekerja di meja, makan gula berlebihan bisa cepat berubah menjadi lemak karena memicu pelepasan insulin, yang pada gilirannya mendorong tumbuh menyimpan kelebihan energi dalam bentuk lemak.
Cobalah memilih alternatif yang rendah gula dan membiasakan membaca label makanan yang Anda beli. Apabil gula masuk dalam daftar tiga teratas, jangan membelinya. Makanan yang mengandung gula tersembunyi seperti sereal, yogurt rasa buah, termasuk yang rendah lemak, makanan siap saji, minuman bersoda, serta saus kemasan.
2. Lemak trans
Lemak trans berbentuk lemak tak jenuh yang berperilaku seperti lemak jenuh karena struktur kimianya. Ini harus dihindari karena lemak trans meningkatkan kadar kolesterol buruk di dalam darah Anda yang juga menurunkan kolesterol baik di dalam darah.
Lemak ini paling sering ditemukan di beberapa margarin dan minyak. Jadi selalu periksa label makanan dan memilih yang tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal sebagai gantinya.
3. Daging olahan
Ini mencakup daging yang memiliki sesuatu yang membuatnya bertahan lebih lama (melalui penggaraman, pengasapan atau bahan pengawet kimia).
Daging ini buruk buat kesehatan karena tinggi lemak, kalori, dan garam, serta dikaitkan dengan kanker karena bahan kimia dan nitrat yang digunakan untuk mengawetkan daging.
Tahun lalu, sebuah penelitian terhadap setengah juta orang dewasa di seluruh Eropa mengaitkan terlalu banyak makan daging olahan dengan kematian dini. Cobalah mengurangi hal tersebut dengan mengenalkan hari bebas daging. Selalu baca label saat membeli makanan.
4. Makanan siap saji
Makanan siap saji biasanya mengandung banyak garam dan gula. Pilihan yang paling populer adalah lasagna dan kare karena mereka mengandung sejumlah besar lemak jenuh.
Daripada memilih makanan cepat saji, cobalah makanan sederhana yang mudah dibuat dan tak memakan waktu lebih lama. Buatlah lebih banyak dari yang Anda butuhkan setiap harinya dan kemudian bekukan sisa makanan tersebut untuk makanan hari lainnya ketika Anda ingin sesuatu yang cepat dan mudah.
5. Makanan rendah lemak
Selama bertahun-tahun orang berpikir bahwa pilihan makanan rendah lemak baik buat kita, tapi itu tak selalu terjadi. Yogurt rendah lemak merupakan contoh yang baik. Meski bebas lemak, mereka mengandung gula yang jumlahnya lebih banyak.
(http://health.liputan6.com/read/2035216/ingin-sehat-stop-konsumsi-5-makanan-ini-mulai-sekarang)
Kurang Tidur Bisa Bikin Gila
Para peneliti menunjukkan bahwa kurangnya waktu tidur pada malam hari dapat menyebabkan penyusutan otak di sekitar frontal lobe. Akibatnya tidak hanya pusing dan lelah tetapi menyebabkan masalah kejiwaan.
"Sebaiknya orang yang jam tidurnya kurang segera memperbaiki jam tidurnya. Tidur menjadi penjaga tubuh untuk mencegah gangguan penyakit," kata Linda.
Linda menyarankan usahakan untuk tidur tepat waktu, buat suasana nyaman dalam kamar agar memudahkan tubuh untuk beristirahat.
( http://health.liputan6.com/read/2035167/kurang-tidur-bisa-bikin-gila)
Ayo Ibu-ibu Jangan Malas Makan Lobak

"Lobak adalah sumber prebiotik yang akan memberikan makan ke probiotik agar tetap hidup. Karena hidup inilah nantinya akan melewati ASI yang akan disalurkan ke anaknya," kata Pakar Gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc dalam acara `Happy Tummy Council Gut-Brain Axis: Pencernaan Sehat Awal si Kecil Cerdas` ditulis Minggu (6/4/2014)
Di dalam ASI, jelas Saptawati, terkandung Lactobacillus reuteri yang baik untuk pencernaan anak. Di Indonesia, jumlah Lr ini justru paling banyak di pedesaan ketimbang di perkotaan. Berbeda dengan masyarakat Jepang, yang jumlah Lr-nya sama banyaknya antara di pedesaan dan perkotaan.
"Ini yang mempengaruhi adalah pola makannya. Di Jepang, masyarakatnya rutin mengonsumsi lobak. Apa pun makanannya, pasti ada lobak. Termasuk di sup. Lobak inilah kuncinya," kata Saptawaty.
Sayangnya, pola makan seperti itu masih belum dimiliki wanita di sini. Karena, tiap kali disajikan makanan yang ada lobak di dalamnya, tak sungkan untuk membuangnya atau justru memilih jenis makanan lainnya.
"Itulah yang amat disayangkan. Padahal, lobak itu baik untuk anak-anaknya," kata dia menerangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar