Kamis, 27 Maret 2014

Health

Mengapa Pria Sebaiknya Menikah pada Usia 25, Wanita 21?




KOMPAS.com – Menikah berarti siap menjadi orangtua tidak sekadar 1-2 tahun, tetapi seumur hidup. Karenanya, untuk menghadapi kondisi tersebut, seseorang memerlukan kesiapan mental yang tangguh. Hal tersebut yang mendasari usia pernikahan minimal 21 tahun bagi wanita, dan 25 tahun bagi pria.

“Usia memang tidak menjadi dasar mutlak kesiapan mental. Namun dengan batas tersebut diharapkan pengalaman dan kesiapan mental lebih baik, dibanding usia yang lebih muda. Selain tentunya kesiapan dari aspek medis,” kata psikolog Ana Surti Ariani dalam kelas parenting New Parents Academy sesi Psikologi Pernikahan, Minggu (16/3/2014).

Siap menjadi orangtua

Bila pasangan menikah sebelum usia 21 dan 25 tahun, Ana menyarankan keduanya menunda memiliki anak. Dengan penundaan tersebut keduanya bisa saling menyusun pola pendidikan untuk anaknya kelak. Keduanya juga bisa menyiapkan mental menghadapi proses tumbuh kembang anak. Selama penundaan, calon orangtua juga bisa menentukan pola pengasuhan yang hendak diterapkan pada anaknya.

Parentingadalah pilihan dan orangtua bisa menentukannya dengan berbagai pertimbangan. Dengan kesiapan mental, diharapkan orangtua tahu bagaimana efek pengasuhan tersebut pada anaknya,” tutur Ana.
 
Bila mengetahui efek penerapan parenting maka orangtua tidak akan asal pilih. Orangtua juga tidak akan menerapkan pengasuhan hanya karena terbiasa. Selanjutnya orangtua akan menerapkan keputusan tersebut dengan benar. Tentunya orangtua juga memasukkan lingkungan sekitar dalam pertimbangan parentingyang dilaksanakan, misal keluarga dan asisten rumah tangga.

Siap berkorban dan lebih percaya diri

Selain memilih pola parenting, kesiapan mental akan membimbing calon orang tua mempersiapkan "pengorbanan" yang harus dilakukan. Misalnya mengorbankan waktu yang tadinya lebih banyak untuk dirinya untuk selalu memprioritaskan anaknya. Kesiapan mental juga menyebabkan orangtua selalu percaya diri dalam mengambil keputusan.
 
“Rasa percaya diri inilah yang menyebabkan orangtua tidak mudah kalah, sehingga tidak mengabulkan apapun yang diminta anak. Hal ini memungkinkan pengasuhan selalu dalam pola yang sudah ditetapkan. Percaya diri sekaligus mencegah orangtua menjadi permisif pada anak,” tutur Ana.

Siap memahami anak

Menjadi orangtua, kata Ana, merupakan keharusan untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan. Keterampilan memungkinkan orangtua selalu bisa berkomunikasi, dan memahami apa yang dirasakan anak.
 
Yang tak kalah penting, kematangan mental memudahkan orangtua menerima pilihan anak ketika dewasa. Meski tak sesuai rencana awal, orangtua tetap harus memastikan anaknya bahagia dengan jalan yang dipilihnya. Dengan cara ini, anak akan bisa menjalani kehidupannya dengan baik ketika beranjak dewasa.
 
“Sampai kapanpun kita adalah orangtua dari seorang anak. Tugas orangtua adalah menyediakan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Selanjutnya orangtua harus berlapang dada menerima keputusan anak, walau tak sesuai harapannya,” kata Ana.

Penulis : Rosmha Widiyani | Selasa, 18 Maret 2014 | 09:13 WIB

 

4 Cara Musnahkan Stres dalam Sekejap


KOMPAS.com — Cemas dan panik terkadang tidak dapat dihindari saat menghadapi situasi yang penuh tekanan. Namun, dengan beberapa cara ini, mungkin Anda dapat mengatasi serangan tersebut dengan cepat.

1. Tuliskan ketakutan
Sebuah penelitian para ahli di University of Chicago menunjukkan, menuliskan hal-hal yang menimbulkan rasa cemas efektif untuk menjernihkan pikiran dan membantu kita lebih fokus pada tantangan yang akan dihadapi. Teknik ini sudah terbukti mampu meningkatkan kemampuan para siswa hingga 20 persen jika dibandingkan dengan siswa yang tidak melakukan apa-apa ketika cemas.
"Ketika seseorang sedang cemas, ia menghabiskan energi yang sebenarnya bisa dipakai untuk mengerjakan tugas lain. Dengan menuliskan hal-hal yang mencemaskan, rasa cemasnya bisa dikurangi," kata Profesor Sian Beilock, peneliti studi tersebut.

2. Gerakan tubuh
Aktivitas fisik seperti olahraga dapat melepaskan hormon endorfin yang secara umum bisa memberikan rasa tenang dan kepuasan hati. Mereka yang jarang merasakan serbuan endorfin cenderung mudah cemas dan depresi. Bahkan untuk mereka yang dinyatakan tidak depresi.
Maka, meningkatkan laju detak jantung Anda selama 20-30 menit akan membantu mewujudkannya. Meski hanya berjalan cepat di sekitar rumah sepulang kerja, itu sudah berarti banyak.

3. Sugesti diri
Saat pikiran mulai tidak dapat dikendalikan karena cemas dan panik yang menghampiri, katakan pada diri Anda bahwa Anda baik-baik saja dan bisa berjuang untuk itu. Cara ini telah terbukti untuk mengurangi rasa cemas tersebut.

4. Dengarkan musik
Riset menunjukkan, mendengarkan musik dapat mengalihkan pikiran dari stres. Selain itu, aktivitas lain yang melibatkan indera, seperti membaca, memasak, atau menonton film, juga memiliki efek yang sama.

Penulis : Unoviana Kartika | Minggu, 23 Februari 2014 | 11:08 WIB

 

Efek Senyum Saat Menstimulasi Otak



KOMPAS.com — Sekali saja seseorang tersenyum, banyak efek positif yang ditimbulkannya. Senyum menstimulasi otak dan hormon yang kemudian menimbulkan beragam efek positif bagi seseorang.

Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, saat tersenyum, bagian otak yang mengatur emosi bahagia diaktifkan. Dengan senyum, hormon pemicu stres berkurang, sementara hormon pembangkit mood meningkat. Senyuman juga menstimulasi otak yang bisa membuat pikiran lebih positif. Bahkan, dengan tersenyum, seseorang bisa menurunkan tekanan darahnya.

Penelitian di Inggris juga menunjukkan, sekali senyuman bisa menimbulkan efek stimulasi di otak setara dengan efek yang didapatkan dari makan 2.000 batang cokelat.

Senyum merupakan cara paling ringan yang bisa dilakukan seseorang untuk mendapatkan banyak manfaat positif. Pasalnya, kata Vera, seseorang hanya butuh menggunakan 17 otot di wajah untuk tersenyum. Bandingkan saja dengan mengerenyitkan dahi. Seseorang butuh lebih dari 40 otot di wajah saat mengerenyitkan dahi.

"Banyak orang meremehkan efek senyum. Padahal, senyum lebih ringan dan efektif, selain lebih murah," kata Vera di sela kegiatan perayaan World Oral Health Day 2014 di Jakarta.

Senyum Duchenne
Untuk bisa mendapatkan beragam manfaat senyum tersebut, Vera mengatakan, tak semua jenis senyum memberikan dampak sama. Dari beragam tipe senyum, hanya senyum ala Duchennelah yang memberikan manfaat paling maksimal.

"Duchenne smile yang paling bisa memberi efek stimulasi otak," katanya.

Duchenne smile, ujarnya, hanya terjadi saat seseorang memberikan senyum tulus, yakni ketika otot mata ikut tersenyum. Dengan kata lain, saat tersenyum, mata akan ikut berkerut dan menampakkan gigi. Tipe senyuman ini juga bisa membedakan antara senyum palsu atau sungguhan.

Penulis : Wardah Fajri | Minggu, 23 Maret 2014 | 12:05 WIB



Waspada, Mengetik Pesan di Ponsel Bisa Mematikan

VIVAlife - Zaman dikuasai “generasi menunduk”. Di jalan-jalan, di restoran, di stasiun atau halte pemberhentian, orang-orang disibukkan gadget masing-masing. Saling berkirim pesan lewat gadget rupanya kini lebih asyik ketimbang berinteraksi langsung.

Mungkin mereka tak sadar, mengetik pesan di gadget bisa menyebabkan
kematian. Itu merupakan hasil penelitian terbaru yang dilakukan United Chiropractic Association (UCA) di Inggris. Penyebab utamanya adalah postur membungkuk saat bermain gadget.

Para ahli percaya, postur itu dalam jangka panjang bisa menimbulkan masalah pernapasan, kardiovaskular, dan akhirnya menyebabkan risiko kematian lebih tinggi di usia tua. Postur tubuh yang buruk juga bisa menyebabkan masalah obesitas.

Ditemukan, orang yang mengirim pesan teks atau surat elektronik via gadget atau asyik dengan permainannya, cenderung mencondongkan tubuh ke depan. Posisi itu menyulitkan pernapasan penuh, karena ada otot-otot yang terbatas.

Tak hanya itu, tulang rusuk juga tak bisa bergerak dengan benar sehingga jantung dan paru-paru tak berfungsi efektif. Postur tubuh yang sama juga bisa mengakibatkan hiperkifosis. Mengutip Daily Mail, hiperkifosis merupakan deformitas tulang belakang alias bungkuk.

Disebut hiperkifosis, ketika kelengkungan tulang belakang mencapai 40 derajat. Selain karena osteoporosis, kelemahan otot, degenerasi ligamen, dan faktor keturunan, postur itu juga bisa diakibatkan kebiasaan sikap tubuh yang buruk.

Akibat hiperkifosis tidak main-main. Postur itu menyebabkan kesulitan bernapas meski tak ada riwayat penyakit jantung atau paru-paru. Otot-otot jantung pun akan menegang. Hiperkifosis juga mempersempit jarak antara tulang rusuk terendah dengan tulang panggul.

Karena postur bungkuk tidak serta-merta dan perubahannya seringkali tak disadari, sebaiknya diperiksakan sejak dini. Menurut UCA, ada alat yang disebut chiropractor, untuk memastikan benar tidaknya postur tubuh dan potensi efeknya pada kesehatan.

The UCA sekarang merekomendasikan orang mendapatkan postur tubuh mereka diperiksa oleh chiropractor untuk memastikan itu benar dan tidak memberi mereka setiap potensi efek kesehatan negatif . Dengan begitu, postur bungkuk bisa lebih dihindari.

Sebagai pencegahan, tak ada cara lebih baik selain membatasi waktu berinteraksi dengan gadget. “Batasi waktu yang dihabiskan untuk perangkat mobile. Cara mata memandang juga diperhatikan, jangan terlalu melihat ke bawah,” kata Edwina Waddell, ahli kesehatan tulang.
• VIVAlife

Tidak ada komentar:

Posting Komentar