FOTO: Reaksi Suku Amazon Saat Kali Pertama Lihat Pesawat


VIVAnews -Hutan hujan Amazon di Brasil seluas lebih dari 5,5 juta kilometer menyimpan sejuta misteri. Ini termasuk suku-suku pedalaman yang sama sekali belum tersentuh peradaban modern.
Salah satunya yang berhasil ditangkap kamera ahli antropologi dari atas pesawat, seperti yang diberitakan Reuters. Dalam foto, tertangkap jelas reaksi ketakutan dan merasa terancam dari suku terasing ini saat
Terekam kamera di basin
sekitar sungai Xinane, hutan Amazon Brasil, dekat perbatasan Peru, 25
Maret lalu, mereka kaget melihat benda besar terbang. Mereka langsung
keluar dari gubuk atap rumbia milik mereka lalu mengacungkan tombak.
Mereka tinggal di dekat
wilayah milik suku Ashaninka. Kepala suku ini meminta bantuan pemerintah
dan NGO untuk mengendalikan suku-suku terasing yang menurutnya mulai
mencaplok wilayah mereka.
Diperkirakan ada sekitar 77 suku terisolasi di hutan Amazon. Suku indian primitif yang berhasil tertangkap kamera itu diduga terdiri dari 200 orang. Menurut lembaga Survival International, suku-suku ini hidup dengan menanam kacang, pisang, jagung dan tanaman lainnya.
Pemerintah Brasil memiliki kebijakan untuk tidak mengusik kehidupan mereka. Namun Brasil terus berupaya menjaga wilayah hidup suku terasing ini dari penggundulan hutan, pertambangan, peternakan, perburuan dan pemancingan.
Kebanyakan mereka justru terjangkit penyakit yang tidak pernah mereka derita jika bertemu dengan orang asing. Nenek moyang mereka dijadikan budak saat booming kebun karet di Brasil tahun 1879 hingga 1912.
Ketika berhasil melarikan diri, mereka bersembunyi di hutan, hingga saat ini. "Sangat sedikit yang diketahui dari orang-orang ini. Yang kami tahu, mereka ingin tetap tidak terjamah: Mereka tembakkan panah pada orang asing dan pesawat, atau menghindari kontak dengan bersembunyi jauh di dalam hutan," tulis Survival International. (ren)
Diperkirakan ada sekitar 77 suku terisolasi di hutan Amazon. Suku indian primitif yang berhasil tertangkap kamera itu diduga terdiri dari 200 orang. Menurut lembaga Survival International, suku-suku ini hidup dengan menanam kacang, pisang, jagung dan tanaman lainnya.
Pemerintah Brasil memiliki kebijakan untuk tidak mengusik kehidupan mereka. Namun Brasil terus berupaya menjaga wilayah hidup suku terasing ini dari penggundulan hutan, pertambangan, peternakan, perburuan dan pemancingan.
Kebanyakan mereka justru terjangkit penyakit yang tidak pernah mereka derita jika bertemu dengan orang asing. Nenek moyang mereka dijadikan budak saat booming kebun karet di Brasil tahun 1879 hingga 1912.
Ketika berhasil melarikan diri, mereka bersembunyi di hutan, hingga saat ini. "Sangat sedikit yang diketahui dari orang-orang ini. Yang kami tahu, mereka ingin tetap tidak terjamah: Mereka tembakkan panah pada orang asing dan pesawat, atau menghindari kontak dengan bersembunyi jauh di dalam hutan," tulis Survival International. (ren)
© VIVA.co.id
Pria Ini Dibebaskan dari Penjara Karena Tubuh Terlalu Besar

Seorang pria di Inggris bebas dari hukuman karena tubuhnya tak cukup di
kasur penjara. Adalah Jude Medcalf, pria asal kota Newton Abbot,
Devon, yang dihukum karena merampok sebuah rumah, ia terbebas dari
hukuman karena
memiliki tubuh setinggi 2,4 meter.
Dilansir Daily Mail, Kamis
27 Maret 2014, tubuh Jude yang besar dan tinggi ini, membuatnya tak
bisa menggunakan seragam tahanan dan tidur di kasur penjara, sehingga
kepolisian memutuskan untuk membebaskannya setelah menghabiskan 75 hari
di dalam penjara.
Tubuh besar Jude diperoleh karena sindrom Klinefelter, yaitu gangguan pertumbuhan yang langka. Artinya, Jude masih bisa tumbuh lebih tinggi dan lebih besar lagi. Dengan tubuh besarnya itu, Jude sudah melakukan banyak kejahatan. Salah satunya adalah kejahatan yang membuatnya dijebloskan ke dalam penjara.
Ketika itu, ia tengah merampok dan menyerang seseorang di mobil. Pacarnya yang melihat kejadian itu, berupaya menghubungi polisi, tapi Jade justru menembakkan pistol angin ke kekasihnya itu. Meski tak lagi di penjara, polisi tetap menghukum Jude dengan memberinya jam malam dan wajib lapor selama 12 bulan.
"Dia dibebaskan bukan karena berbuat baik selama di penjara. Tapi karena hal fisik, seperti selimut dan pakaian," ujar William Parkhill, pengacara kekasihnya.
Pernyataan itu disetujui oleh Sue Cook, koordinator nasional Asosiasi Sindrom Klinefelter yang mengatakan bahwa sindrom klinefeler yang diderita Jude, seharusnya sudah diperhitungkan oleh pihak penjara. Sebab, itu bukan penyakit yang jarang dan sudah umum terjadi. Namun, Pihak kepolisian mengatakan bahwa mereka bisa saja menjatuhkan hukuman penjara yang lebih lama, tetapi Jude mengalami banyak kesulitam dalam hidupnya.
Tubuh besar Jude diperoleh karena sindrom Klinefelter, yaitu gangguan pertumbuhan yang langka. Artinya, Jude masih bisa tumbuh lebih tinggi dan lebih besar lagi. Dengan tubuh besarnya itu, Jude sudah melakukan banyak kejahatan. Salah satunya adalah kejahatan yang membuatnya dijebloskan ke dalam penjara.
Ketika itu, ia tengah merampok dan menyerang seseorang di mobil. Pacarnya yang melihat kejadian itu, berupaya menghubungi polisi, tapi Jade justru menembakkan pistol angin ke kekasihnya itu. Meski tak lagi di penjara, polisi tetap menghukum Jude dengan memberinya jam malam dan wajib lapor selama 12 bulan.
"Dia dibebaskan bukan karena berbuat baik selama di penjara. Tapi karena hal fisik, seperti selimut dan pakaian," ujar William Parkhill, pengacara kekasihnya.
Pernyataan itu disetujui oleh Sue Cook, koordinator nasional Asosiasi Sindrom Klinefelter yang mengatakan bahwa sindrom klinefeler yang diderita Jude, seharusnya sudah diperhitungkan oleh pihak penjara. Sebab, itu bukan penyakit yang jarang dan sudah umum terjadi. Namun, Pihak kepolisian mengatakan bahwa mereka bisa saja menjatuhkan hukuman penjara yang lebih lama, tetapi Jude mengalami banyak kesulitam dalam hidupnya.
© VIVA.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar